Program Studi (Prodi) Pendidikan Informatika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar seminar nasional hari Rabu, 13 Mei 2015 lalu. Seminar bertajuk "The Power of ICT to Create Changing in the Future Education" tersebut digelar di Auditorium Mohamad Djazman UMS dengan menghadirkan dua pembicara sekaligus. Pembicara pertama berasal dari kalangan akademisi yaitu Dr. Ratna Wardani SSi,.MSc., selaku Kaprodi Magister Pendidikan Teknik Elektronika dan Informatika (PTEI) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan pembicara kedua adalah bpk. Eka Indarto, praktisi information and communications technology (ICT) yang sudah lama bergelut dibidangnya.

Tujuan dari seminar ini antara lain mengoptimalkan sumber daya ICT yang ada supaya lebih bermanfaat bagi kepentingan edukasi, baik bagi Pendidik sendiri maupun peserta didik secara keseluruhan. Selain itu, diharapkan juga dapat memberikan solusi tentang permasalahan ICT yang ada guna mencapai tujuan pendidikan yang maksimal.

Meski baru pertama kali mengadakan kegiatan seperti ini bagi Prodi Pendidikan Informatika UMS, acara berlangsung lancar dan sukses, terbukti dengan banyaknya peserta yang hadir dalam seminar tersebut. Tidak hanya dari kalangan Mahasiswa, hadir juga dari para Pendidik, salah satunya adalah Suhardi, seorang guru dari SMK N 2 Sukoharjo. Dalam sesi tanya jawab, dia mengeluhkan sikap Pemerintah yang melakukan pemblokiran beberapa situs internet padahal situs tersebut sangat berguna bagi masyarakat, tetapi malah membiarkan situs-situs porno tetap bisa diakses. Seharusnya dilakukan pengkajian secara mendalam sebelum melakukan tindakan pemblokiran seperti itu sehingga tidak terjadi kesalahan.

Dari ratusan peserta yang hadir, ada salah satu Mahasiswa IAIN Surakarta yang menanyakan kepada nara sumber terkait sarana dan prasarana ICT yang kurang memadai, padahal di era sekarang ini di negara lain sudah jauh melaju sedangkan kita masih seperti jalan di tempat. Untuk itu, ke depan supaya lebih dikembangkan lagi agar tidak tertinggal lebih jauh dengan teknologi negara lain.